Monday, 16 March 2015

KISAH ANAK PUNK

Panas terik di siang hari ini begitu menyengat kawasan serang. Berdesak kendaraan yang kian hari terlihat macet, diiringi dengan deru mesin yang bersautan dan asap mengepul dari bibir kenalpot, menambah panas matahari semakin terasa menyengat. Orang-orang yang berjalan kaki terlihat bajunya dipenuhi dengan keringat yang bercucuran. Tenggorokan mereka kering, namun sepertinya merekatidak menghiraukan panas yang bercampur gerah dan polusi kota. 
Udara panas yang disempurnakan dengan kondisi macet kendaraan, memang sudah merupakan bagian dari kota serang. Berderet memanjang kendaraan dilampu merah sudah bukan pemandangan baru yang mengherankan. Setiap hari, setiap waktu, apalagi pada jam berangkat dan pulang beraktivitas. Kondisi macet kota ini sungguh sangat tidak menyenagkan. Tetapi sepertinya berbeda dengan yang dialami seorang pria muda yang berdiri disamping lampu merah itu, dia seperti tidak menghiraukan panas yang bercampur gerah karena polusi kota. Dia terus memainkan gitarnya sambil mengalunkan sebuah lagu untuk para pengemudi yang berhenti di lampu merah, dan menunggu para pengemudi yang ikhlas memberikan sedikit uangnya, meski hanya dihargai Seratus, Dua Ratus atau mungkin lima Ratus Rupiah. 
Sampai akhirnya lampu hijau menyala dan kendaraan mulai melaju kembali, pemuda itu pun berjalan menuju samping sebuah toko Photo Copyan yang berada disamping lampu merah. Disana banyak sekali orang sebaya dan berpenampilan sama dengannya. Pemuda itu bernama ‘Andes’, salah satu pengamen atau anak Punk yang berada dilampu merah serang, tepatnya disebelah kiri kampus IAIN “SMH” BANTEN. Pakaiannya yang terlihat Punki, dan berbagai tindikan ditelinga dan hidung menunjukan bahwa dia adalah anak Punk, bukan anak jalanan. 
Bagi dia kalau anak Punk masih punya rumah dan keluarga sedangkan anak Jalanan itu benar-benar seperti gembel. Umurnya sekitar 19 tahunan, dia berasal dari lampung dan saat ini dia berada di serang hanya sekedar hobynya yang membuat dia jauh dari keluarganya dan lebih memilih mengamen dan hidup dijalanan atau rumah singgah seperti ruko, samping mall, kosan teman dan lain-lain.
Kehidupan seperti ini sudah lama dia jalani, semnjak dia SD dan hamper 7 tahun lebih , study terakhir yang pernah dia ikuti adalah jurusan perhotelan dan kursus computer design grafis. ‘Andes’ dan teman-temannya mengumpulkan uang yang mereka dapat dari hasil mengamen tadi, dan segera membeli nasi nasi untuk makan siang hari ini, sisanya mereka simpan untuk membuat sebuah acara. Terkadang mereka mendapat panggilan dari sebuah acara, seperti pada acara DMD (Diklat Menejemen Dakwah) yang diadakan oleh mahasiswa IAIN “SMH” BANTEN semester III untuk jurusan KPI semester I. dan tepat pada saat acara terakhir, panitia mengadakan buka puasa bersama para anak jalanan, pengamen dan anak punk termasuk ‘andes’. Saat itu sambil menungu waktu buka puasa bersama, andes bersama teman-temannya menyanyikan beberapa lagu untuk para mahasiswa pada acara DMD. Sampai adzan magrib telah terdengar dan mereka pun berhenti bernyanyi. Para panitia pun segera membagikan konsumsi untuk berbuka puasa kepada para anak jalanan dan para mahasiswa.
Hari mulai sore, mereka pun segera pulang kerumah singgah masing-masing. Sedangkan Andes melanjutkan hobinya mengamen ke alun-alun bersama temannya sampai hari mulai gelap, baru dia pulang kekosan teman. Setelah sampai dia langsung menuju kamar mandi, untuk membersihkan badannya dan bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat maghrib. 
‘Andes’ memang beragama islam, tetapi inilah ‘Andes’ seorang pengamen yang melaksanakan ibadah tergantung keinginannya. Dia berfikir bahwa ibadah itu tergantung masing-masing, ketika ia ingin melaksanakan maka ia laksanakan, tapi ketika dia malas untuk melaksanakannya ia mengabaikannya. Meski seperti itu, pemuda yang pergi merantau ke serang hanya untuk hobynya itu tetap meyakini bahwa agama yang dianut adalah islam.
Demikian lah cerpen yang saya buat dari kisah kehidupan seorang anak Punk yang bernama ‘Andes’, kisah tersebut saya angkat dari hasil wawancara.

Unknown

About Unknown

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :