Selama tahun 2014 berbagai spesies baru telah ditemukan di Indonesia. Penemuan-penemuan spesies baru tersebut semakin menasbihkan Indonesia sebagai salah satu megabiodiversity dunia. Penemuan berbagai spesies tumbuhan dan hewan baru tersebut pun membuktikan bahwa alam Indonesia masih menyimpan berbagai kekayaan yang menunggu untuk diungkap.
Berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang cantik, unik, dan aneh terungkap sepanjang tahun 2014. Aneka spesies baru yang berhasil diidentifikasi oleh para taksonom Indonesia(dan kerja sama dengan taksonom asing) tersebut antara lain.
Katak Bertanduk (Polypedates pseudotilophus)
Adalah ahli herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy yang kemudian berhasil mengidentifikasi Katak Bertanduk (Polypedates pseudotilophus) ini. Katak yang hidup di Pulau Sumatera ini semula dianggap jenis yang sama dengan yang di Kalimantan (P otilophus). Ini juga semakin mengukuhkan keunikan spesies katak Indonesia, mulai Katak Bertaring, Katak Tanpa Paru-Paru, Katak Terkecil, hingga Katak Bertanduk.
Bunglon Berleher Ungu dan Jahitan Punggung
Spesies bunglon Indonesia kembali bertambah. Tahun 2014 ini Amir Hamidy berhasil mengidentifikasi 3 jenis bunglon baru. Ketiganya berasal dari kawasan Bukit Barisan, Sumatera. Spesies pertama disebut Bunglon Berleher Ungu, yang mempunyai nama latinPseudocalotes cybelidermus. Jenis kedua adalah P. guttalineatus mempunyai ciri unik berupa pola garis putus-putus berwarna kebiruan pada bagian leher. Sedangkan spesies bunglon baru ketiga adalah Bunglon Jahitan Punggung (P rhammanotus).
Begonia Siregar dan Gambuta
Penelitian ahli botani LIPI, Wisnu Handoyo Ardi menghasilkan jenis begonia baru. Bunga begonia yang ditemukan di Tana Toraja ini dinamakan sebagai Begonia Siregar dengannama latin bunga Begonia siregarii. Di samping itu dari Gunung Gambuta, Sulawesi, juga ditemukan Begonia Gambuta (Begonia gambutensis).
Sikatan Sulawesi (Muscicapa sodhii)
Burung ini sebenarnya telah ditemukan pada 1997 silam, namun awalnya dianggap sebagai burung Sikatan Burik (Muscicapa griseisticta). Lewat penelitian gabungan Princeton University, Michigan State University, dan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Dewi M. Prawiradilaga dan Dadang Dwi Putra, akhirnya menunjukkan Sikatan Sulawesi berbeda dengan Sikatan Burik. Jenis ini kemudian diberikan nama Sikatan Sulawesi atau Sulawesi streaked-flycatcher dengan nama latin hewan Muscicapa sodhii.
Tikus Air Pertama di Asia Tenggara
Tikus Air pertama di Asia Tenggara ditemukan di Sulawesi. Gabungan ilmuwan dari Indonesia, Australia, dan Amerika serta penduduk lokal berhasil menemukan spesies baru tikus air pemakan daging (karnivora) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Tikus bernama latin Waiomys mamasae menjadi spesies Tikus Air pertama di Asia Tenggara. Spesies Tikus semi akuatik lainnya hidup di New Guinea, Australia, Afrika, dan Amerika Selatan.
98 Kumbang Baru dari Jawa, Bali, dan Lombok
Adalah ilmuwan dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan ilmuwan dari Natural History Museum Karlsruhe dan Zoological State Collection Munich yang mengungkap keberadaan 98 spesies kumbang baru dari pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Ke-98 kumbang baru tersebut berasal dari genus Trigonopterus.
Ekspedisi Kaimana, Papua Barat
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tanggal 17 Oktober – 20 November 2014 melakukan ekspedisi di daerah Lengguru, Kaimana, Papua Barat. Ekspedisi tersebut berhasil mencatat 37 spesies kupu-kupu, 30 spesies amfibi, 50 spesies reptil dan sejumlahspesies anggrek. Sejumlah temuan tersebut diduga merupakan merupakan spesies-spesies baru. Dibutuhkan serangkaian penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi dan membuktikan spesies-spesies tersebut.
Berbagai hasil ekspedisi dan penelitian yang berhasil menemukan spesies-spesies hewan dan tumbuhan baru sepanjang tahun 2014 tersebut semakin mengukuhkan Indonesia sebagai megabiodiversity dunia. Tingkat keanekaragaman hayati Indonesia merupakan yang tertinggi ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo. Tingginya keanekaragaman hayati ini disebabkan oleh bentang alam Indonesia yang terdiri atas belasan ribu pulau yang terletak diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia dan 2 samudera besar yaitu Samudera Hinda dan Samudera Pasifik.
Hingga saat ini, keanekaragaman spesies flora Indonesia telah tercatat memiliki 1.500 spesies algae, 80.000 spesies jamur, 595 spesies lumut, 2.197 spesies paku‐pakuan, 30.000 – 40.000 spesies tumbuhan berbiji. Total kekayaan spesies flora Indonesia mencakup hingga 15.5% dari total jumlah flora di dunia.
Sedangkan untuk fauna, Indonesia memiliki 8.157 spesies vertebrata (mulai dari mamalia, burung, herpetofauna dan ikan). Selain itu, terdapat 1.900 spesies kupu‐kupuatau 10 % dari jumlah spesies kupu-kupu di seluruh dunia.