Tuesday, 24 March 2015

zoologi invertebrata

Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang (vertebrae) dan tidak pernah memiliki tali punggung (chorda dorsalis) selama pertumbuhannya dari zigot hingga menjadi dewasa. Invertebrate terdiri atas kira – kira 19 filum, mulai dari protozoa sampai chordate tingkat rendah.
PROTOZOA
1.                   Pengertian Protozoa
Kata protozoa berasal dari bahasa yunani protos (pertama) dan zoon (hewan). Protozoa adalah hewan yang pertama. Dalam system klasifikasi Robert H. Whittaker, protozoa termasuk dalam kingdom protista, yaitu organism eukariotik bersel satu.
2.                   Ciri – ciri Protozoa
-          Sifat hidupnya kosmopolit, artinya dapat hidup pada tempat-tempat atau habitat manapun.
-          Pada umumnya hidup bebas pada tempat yang lembab dan berair (akuatik). Yaitu di air tawar, air laut, dalam tanah, hutan, sawah, serta sebagai parasit dalam tubuh organism lain.
-          Pada umumnya hidup soliter (menyendiri atau berpasang-pasangan), tetapi ada juga yang hidup sebagai koloni. Sebagian prorozoa yang hidup soliter atau berkoloni dapat bergerak bebas atau hidup menempel (sessi).
-          Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai indicator polusi.
-          Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit. Dalam jumlah yang besar (blooming), protozoa dapat menimbulkan racun bagi ikan-ikan di laut.
-          Ada yang bersifat heterotrof (misalnya amoeba dan Paramecium) serta ada juga yang autuotrof mis. Euglena
-          Dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, protozoa dapat membentuk kista agar dapat bertahan hidup lebih lama.
-          Jika kondisi di sekitarnya membaik, maka kista akan pecah dan protozoa kembali hidup secara aktif.

3.                   Bentuk Protozoa
Bentuk protozoa sangat beraneka ragam. Ada yang lonjong, bulat, dan memanjang. Ada juga yang memiliki bentuk berubh-ubah, misalnya amoeba. Pada spesies tertentu dari protozoa mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya, misalnya plasmodium.
4.                   Struktur Tubuh Protozoa
Protoplasmanya dapat dibedakan atas ektoplasma (bagian luar) dan endoplasma (bagian dalam). Ektoplasma dapat menghsilkan dinding sel berupa selaput sel (pedicula) atau cangkang yang keras (test). Didalam endoplasma terdapat vakuola makanan (vakuola noncontractil), yaitu rongga berisi cairan yang mengeliling makanan dan vakuola kontraktil (vakuola berdenyut).
Pada umumnya protozoa memiliki satu inti sejati (eukarion), kecuali paramecium yang mempunyai dua inti sel (makronukleus dan mikronukleus). Protozoa merupakan hewan monoseluler atau unieluler (ber sel satu) , tetapi ada juga yang bekoloni. Susunan selnya memiliki persamaan dengan tumbuhan atau sel hewan tingkat tinggi, tetapi bentuk tubuhnya relative sederhana. Ukuran tubuhnya antara 3-1.000 mikron. Beberapa jenis tertentu mempunyai semacam rangka, misalnya pada foraminifera dan radiolaria. Ada yang mempunyai kloroplas atau berimsimbiosis dengan ganggang.
5.                   System Pencernaan Protozoa
Cara makan protozoa ynag mamiliki mulut, yaitu dengan memasukkan makanannya melalui mulut kemudian menuju kerongkongan melalui sitofaring dan berakhir pada vakuola makanan. Sebaliknya, bagi Protozoa yang tidak memiliki mulut, yaitu dengan menelan secara utuh mangsanya melalui permukaan selnya. Sisa-sisa makanan akan dibuang melalui lubang pada ektoplasma.
Protozoa yang bersifat parasit akan menyerap makanan (berupa cairan tubuh inangnya) melalui seluruh permukaan tubuhnya. Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil seperti bakteri, alga, atau protozoa lain disebut holozoik. Jika makanannya dihasilkan sendiri melalui fotosintesis seperti pada tumbuhan hijau, maka protozoa tersebut bersifat halopitik. Sedangkan protozoa yang makanannya berupa bahan-bahan organic dan sisa-sisa tumbuhan disebut saprofitik.
6.                   Respirasi Protozoa
Respirasi (pernapasan) pada protozoa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya.
7.                   System Ekskresi Protozoa
Alat ekskresi protozoa berupa vakuola berdenyut (vakuola kontraktil). Vakuola kontraktil berfungsi mengeluarkan ampas metabolism dan mengatur tekanan (osmoregulator).
8.                   Perkembangbiakkan Protozoa
Perkembangbiakkan pada protozoa berlangsung secara seksual (generative) dan aseksual (vegetatif). Perkembangbiakan seksual biasanya dalam bentuk singami, yaitu persatuan dua gamet yang sama atau yang berbeda ukurannya dan konjugasi, yaitu pertukaran inti (mikronukleus setelah terjadi pembelahan) sehingga terjadi reorganisasi pada kedua individu yang bertukar inti.
Perkembangbiakkan aseksualnya dilakukan dengan membelah diri secara memanjang atau melintang. Ada juga yang berkembang biak secara schizogoni, yaitu beberapa sel anak dibentuk dari sebuah sel induk. Pembelahan dimulai dari nucleus, kemudian diikuti oleh selnya. Sel-sel baru hasil pembelahan ada yang hidup bebas sendiri, tetapi ada juga yang membentuk koloni.
9.                   System Gerak Protozoa
Protozoa ada yang dapat bergerak secara aktif dengan alat geraknya, tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Alat gerak pada protozoa yaitu kaki semu, rambut getar, dan bulu cambuk.
10.               Klasifikasi Protozoa
Filum protozoa dibagi menjadi 4 kelas sebagai berikut.
a.       Kelas Rhizopoda
Ordo : lobosa, Filosa, Foraminifera, Helioza, Radiolara
b.       Kelas Flagellata
-          Subkelas Phytomastigina
Ordo : Chrysomonadina, Chryptomonadina, Phytomonadina, Euglenoidina, Chloromonadina, Dinoflagellata
-          Subkelas Zoomastigina
Ordo : Protomonadina, Polimastigina, Hypermastigina, Pantostomatida
c.       Kelas Ciliata
Ordo : Holotricha, Spirotricha, Peritricha, Chonotrica, Suctoria
d.       Kelas Sporozoa
11.               Protozoa yang menguntungkan dan merugikan
Ada dua jenis protozoa yang menguntungkan dan merugikan, tetapi dalam kondisi tertentu dapat merugikan manusia, yaitu Entamoeba coli. Entamoeba coli hidup dalam usus manusia dan ternak yang berfungsi membantu proses makanan serta dapat membentuk vitamin K, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit diare jika kondisi tubuh lemah.
PORIFERA
1.                   Pengertian Porifera
Kata Porifera berasal dari bahasa latin porus (lubang) dan fere (mengandung). Oleh sebab itu, porifera disebut hewan berpori. Porifera juga disebut binatang spons atau berongga (spongocoel atau spongosul).
2.                   Ciri-ciri Porifera
Perifera hidup di air laut dan di air tawar. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan bunga dan bersifat simetri radial. Artinya, bentuk tubuh yang jika dibelah melalui pusatnya dari arah manapun, tubuh akan terbagi menjadi dua bagian yang sama ukuran dan bentuknya.
struktur tubuhnya tersusun atas dua lapisan, yaitu : Lapisan luar (epidermis), terdiri atas sel-sel epithelium berbentuk pipih; serta lapisan dalam (endodermis), terdiri atas sel leher atau koanosit
hewan ini mempunyai pori (ostium) yang berbentuk tabung. Pada spongocoel terdapat sel leher atau sel koanosit yang berfungsi untuk pencernaan. Air masuk ke sponocoel   melalui lubang atau pori dan keluar melalui oskulum.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, saluran air dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut : tipe sycon, type leucon, dan tipe ascon. Rangka dalam porifera menyerupai duri yang disebut spikula. Berdasarkan bahan pembentuknya, spikula dapatdibedakan menjai tiga yaitu : spikula dari bahan kapur, bahan silikat, dan spikula dari bahan spons. Dinding ususnya terdiri atas ectoderm, mesoderm, endoderm. Kerangka porifera merupakan kerangka luar (eksoskelton).
3.                   Perkembangbiakan Porifera
Perkembangbiakan vegetative berlangsung dengan dua cara yaitu pembentukan tunas dan gammulae (butir benih). Gammulae tersusun atas sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gammulae dibentuk jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Jika keadaan lingkungan telah membaik kembali, gammulae akan tumbuh menjadi porifera baru. Gammulae hanya terbentuk pada porifera yang hidup di air tawar.
Perkembangbiakan generative berlangsung secara anisogomi, yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet) kemudian menghasilkan zigot, zigot berkembang menjadi larva bersilia, lalu meninggalkan induknya menempel pada suatu tempat hingga dewasa. Porrifera ada yang berkelamin satu dan ada pula yang hermaprodit.
4.                   System Pencernaan Porifera
a.       Makanan porifera beruoa zat-zat organic dan organism kecil lainnya (plankton)
b.       Porifera tidak mempunyai alat pencernaan khusus
c.       System pencernaan makanan pada porifera bersifat interseluler.
5.                   System Pernapasan Porifera
System pernapasan pada porifera dilakukan oleh sel-sel koanosit pada seluruh permukaan tubuhnya. Oksigen diserap secara absorbsi langsung dari air dan karbondioksida dikeluarkan melalui sel-sel koanosit pada seluruh permukaan tubuhnya.
6.                   Klasifikasi Porifera
Berdasarkan spikula yang dimilikinya, filum porifera dibagi menjadi 3 kelas yaitu : Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia.
7.                   Peranan Porifera bagi kehidupan Manusia
Secara ekonomis, porifera tidak banyak menguntungkan manusia. Namun, diantara beberapa porifera yang menguntungkan, yaitu yang berspikula dari bahan spons dapat dimanfaatkan sabagai pembersih badan (spons mandi)
COELENTERATA
1.                   Pengertian Coelenterata
Kata Coelenterata berasal dari bahasa latin coelos (rongga) dan enteron (usus). Oleh sebab itu, coelenterate disebut hewan yang berongga karena mempunyai rongga besar ditengah-tengah tubuhnya. Coelenterate juga disebut Cnidaria karena pada kenyataannya hewan-hewan coelenterate mempunyai sel-sel penyengat pada epidermisnya. Coelenterate juga disebut karang laut.
2.                   Struktur Tubuh Coelenterata
-          Bentuk tubuhnya seperti tabung dan bersifat simetris radial
-          Coelenterate mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi sebagai usus seperti halnya hewan berderajat tinggi.
-          Rongga gastrovaskuler pada coelenterate hanya memiliki satu lubang keluar sehingga berfungsi sebagai mulut, sekaligus sebagai anus.
-          Coelentarata banyak menghiasi dasar lautan yang dalam maupun yang dangkal karena dapat membentuk taman laut yang indah
-          Ectoderm mempunyai sel yang disebut knidoblast. Knidoblast berisi racun yang berduri yang disebut nematokist dan racun yang dihasilkannya adalah hipnotoxin.
3.                   Bentuk – bentuk Coelenterata
Bentuk Coelenterata ada 2 yaitu : bentuk medusa yaitu Coelenterata yang hidup bebas dan berkembang biak secara generative . dan bentuk polip yaitu Coelenterata yang hidup menempel pada dasar dan tidak dapat berpindah tempat serta berkembang biak secara vegetative. Meskipun bentuk polip dan medusa berbeda, keduanya memiliki susunan tubuh yang sama.
4.                   Sistem Pencernaan Coelenterata
Mulut coelenterate dikelilingi oleh lengan-lengan halus (tentakel) berbentuk gelembung (hipnotoxin) yang berasal dari tonjolan dinding tubuhnya dn kait-kait dari benang. Coelenterate memiliki system pencernaan ekstraseluler dan system pencernaan intraseluler yang berlangsung di dalam sel gastrodermis (lapisan endoderm). Jika mangsa tertangkap tentakel menarik makanan kea rah mulut dan mendorongnya kedalam rongga tubuh. Makanan yang dicerna oleh enzim akan beredar ke seluruh rongga tubuh. Selanjutnya, makanan diserap oleh endoderm. System pencernaan ini disebit gastrpvaskuler.
5.                   System Pernapasan Coelenterata
Coelenterate tidak memiliki alat respirasi (pernapasan) khusus. Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan secara difusi.
6.                   System Ekskresi Coelenterata
Coelenterate juga tidak memiliki organ khusus untuk ekskresi. Sisa metabolism berupa ammonia langsung dibuang melalui permukaan tubuhnya secara difusi kelingkungan air, tempat hidupnya.


7.                   System Saraf Coelenterata
System saraf pada coelenterate berupa susunan saraf difus yan terdiri atas sel-sel reseptor dengan serabut-serabut sarafnya yang terletak di dalam mesoglea.
8.                   Perkembangbiakan Coelenterata
Perkembangbiakan vegetative dan generative pada coelenterrata berlangsung secara bergantian (metagenesis)
a.       Secara vegetative, yaitu dengan membentuk tunas (kuncup) dan polip
b.       Secara generative, yaitu dengan menghasilkan gamet betina (ovum) dan gamet jantan (spermatozoid) yang dihasilkan coelenterate berbentuk medusa.
9.                   System Gerak Coelenterata
Coelenterate yang berbentuk polip bergerak dengan menggunakan telapak tubuhnya. Coelenterate yang berbentuk medusa bergerak dengan menggunakan tetakelnya.
10.               Klasifikasi Coelenterata
Filum Coelenterata dibagai menjadi empat kelas yaitu : hydrozoa, scyphozoa, anthozoa, ctenophore.
11.               Peranan Coelenterata Bagi Kehidupan
Coelenterata yang menguntungkan bagi kehidupan adalah lingkungan terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai, pelindung ikan, tempat mencari makanan, dan bertelurnya berbagai jenis biota laut.sedangkan yang merugikan adalah ubur-ubur dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit kita, jika disentuh karena memiliki sel-sel knidoblast dan nematokist.

Unknown

About Unknown

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :